Saturday 18 June 2016

Kisah Nabi Ibrahim

Kisah Nabi Ibrahim AS - Sahabat Warpen, kali ini kami akan berbagi pengetahuan tentang sejarah nabi. Nabi yang akan kami angkat kali ini adalah Nabi Ibrahim AS. Kisah perjuangan nabi ibrahim sungguh kisah yang mengharukan, dimana seorang ibrahim berjuang mencari tahu tentang keberadaan Allah. Baiklah tanpa panjang lebar mari kita simak Kisah Nabi Ibrahim Mencari Tuhan.

Kisah Nabi Ibrahim
Nabi ibrahim adalah putera Aazar (Tarih) bin Tahur Bin Saruj bin Rau bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S. Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram" dalam kerajaan "Babylon" yang pada waktu itu diperintah oleh seorang raja bernama "Namrud bin Kan'aan". Kerajaan Babylon pada masa itu termasuk kerajaan yang makmur rakyat hidup senang, sejahtera dalam keadaan serba cukup sandang maupun pangan serta sarana-sarana yang menjadi keperluan pertumbuhan jasmani mereka pun tersedia lengkap. Mereka tidak mengenal tuhan pencipta mereka yang telah memberi karunia mereka dengan segala kenikmatan dan kebahagiaan duniawi. Persembahan mereka adalah patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu atau terbuat dari lumpur dan tanah.

Raja mereka Namrud bin Kan'aan menjalankan kepemerintahannya dengan tangan besi dan kekuasaan mutlak. Semua kehendaknya harus terlaksana dan segala perintanya merupakan undang-undang yang tidak dapat dilanggar atau di tawar. Kekuasaan yang besar berada di tangannya dan kemewahan hidup yang berlebih-lebihan ia nikmati juga. Tetapi lama kelamaan ia menjadi tidak puas dengan kedudukannya sebagai raja. Ia merasakan dirinya patut disembah oleh rakyatnya sebagai tuhan. Ia berpikir jika rakyatnya mau dan rela menyembah patung-patung yang terbuat dari batu padahal tidak dapat memberikan manfaat dan mendatangkan kebahagiaan, mengapa bukan dia saja yang disembah sebagai tuhan. Pemikirannya itu diperkuat dengan pendapatnya bahwa dia yang dapat bicara, dapat mendengar, dapat berpikir, dapat memimpin mereka, membawa kemakmuran dan melepaskan rakyat dari kesengsaraan dan kesusahan. Dia yang dapat mengubah orang miskin menjadi kaya dan orang yang hina dapat diangkatnya menjadi orang mulia.


Di luar kehendaknya yang ingin disembah sebagai tuhan, lahir dan dibesarkanlah seorang nabi kita yaitu Nabi Ibrahim as. Ayah Nabi Ibrahim bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Ia sebagai calon Rasul atau utusan Allah, telah dikaruniai akal sehat dan pikiran tajam serta kesadaran bahwa apa yang telah diperbuat oleh kaum babylon dan ayahnya itu adalah perbuatan yang sesat yang menandakan kebodohan dan kedangkalan pikiran. 

DAKWAH NABI IBRAHIM KEPADA AYAHNYA
Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukan oleh seorang anak terhadap orang tuanya. Kata-kata yang halus pun menyertainya seraya ia datang kepada ayahnya menyampaikan bahwa ia diutus oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan dia telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya. Nabi Ibrahim as bertanya kepada ayahnya dengan lemah lembut, gerangan apakah yang mendorongnya untuk menyembah baerhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun tidak dapat mendatangkan keuntungan bagi penyembahnya atau mencegah kerugian atau musibah. Diterangkan pula kepada syaitan yang memang menjadi musuh kepada manusia sejak adam diturunkan ke bumi lagi. Ia berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasehat dan ajakannya berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kepada Allah yang menciptakan manusia dan semua makhluk yang dihidupkan memberi mereka rezeki dan kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada manusia.

Ayah Nabi Ibrahim merah mukanya dan melotot matanya mendengar kata-kata seruan puteranya Nabi Ibrahim yang ditanggapinya sebagai dosa dan hal yang kurang patut bahwa puteranya telah berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya bahkan mengajaknya untuk meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yang ia bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetepi dinyatakannya dalam kata-kata yang kasar dan dalam maki seakan-akan tidak ada hubungan diantara mereka. Ia berkata kepada Nabi Ibrahim dengan nada gusar, "Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan persembahanku? dan kepercayaan apakah yang engkau berikan kepadaku yang menganjurkan agar aku mengikutinya? Janganlah engkau membangkitkan amarahku dan coba mendurhakaiku. Jika engkau tidak menghentikan penyelewenganmu dari agama ayahmu, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Pergilah engkau dari mukaku sebelum aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan engkau."

Dakwah Nabi Ibrahim pun ditolak oleh ayahnya, bahkan ayahnya menjadi marah dan memaki Nabi ibrahim serta mengusirnya dari rumah. Maka Durhakalah bagi ayahnya Nabi Ibrahim. Semoga kita semua tidak termasuk orang-orang yang dimurkai Allah SWT. Demikian ulasan kami mengenai kisah Nabi Ibrahim Dakwah kepada Ayahnya.


0 komentar:

Post a Comment